Rabu, 02 Juli 2014

alat kebidanan INC



DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................................1
B.     Tujuan.............................................................................................................................2
C.     Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Jenis-jenis alat yang digunakan dalam proses persalinan tanpa robekan…………….3
B.     Jenis-jenis alat yang digunakan dalam proses persalinan dengan robekan………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................16
B.  Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………iv




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar diberbagai negara salah satunya juga terjadi dinegara maju. WHO (World Health Organization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. (Sarwono, 2007).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah.
Sedangkan angka kematian bayi (infant mortality rate), yakni angka kematian bayi sampai umur 1 tahun, di negara-negara maju telah turun dengan cepat dan sekarang mencapai angka di bawah 20 pada 1000 kelahiran (Sarwono, 2008).
Menyadari kondisi tersebut, Departemen Kesehatan telah menyusun strategi jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir yang dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Saver” (MPS). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif dengan memberikan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi baru lahir dengan komplikasi maupun tidak dengan komplikasi hingga angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan. Dalam upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan optimal sesuai dengan standar (Mediana, 2009).
Alat-alat yang digunakan dalam pertolongan persalinan pada saat ini sudah sangat banyak dan canggih,tetapi masih banyak angka kematian yang terjadi diseluruh negara.Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk lebih memahami serta mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses persalinan.
Bidan merupakan seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus dalam memberi bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya pada waktu melahirkan, ahli dalam memberi asuhan, penyuluhan, konseling dan dukungan secara individu kepada wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan persalinan (Purwandari, 2008). Upaya Mahasiswa untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi adalah dengan meningkatkan keterampilan dalam segi teori dan praktek kebidanan (Prawirohardjo, 2006 ).

B.     TUJUAN

1.   Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami alat-alat yanh digunakan dalam melakukan proses persalinan.
2.   Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud gunting episiotomi,kateter,dan lain-lain.
b.   Untuk mengetahui kegunaan masing-masing instrumen persalinan.

C.  MANFAAT

Dapat mengetahui dan memahami kegunaan dari masing-masing instrumen dalam pertolongan persalinan(INC).













BAB II
PEMBAHASAN

A.             JENIS-JENIS ALAT YANNNG DIGUNAKAN DALAM PROSES PERSALINAN TANPA ROBEKAN,YAITU:

1.            Spekulum Vagina (Cocor Bebek)
-              Spekulum Vagina adalah alat bantu pembuka vulva (vagina), bentuknya mirip cocor bebek.
Fungsi :
-                Untuk membuka vagina dan serviks uteri (leher rahim).
-                Untuk memudahkan pengambilan lendir pada pemeriksaan kanker serviks.
-                 Sebagai alat bantu untuk mengetahui perobekan pada serviks uteri.
Cara Pemakaian:
-                Pegang spekulum pada bagian gagangnya, lalu kunci baut spekulum dibuka.
-                Masukkan dalam vagina dalam keadaan ujung spekulum tertutup dan posisi miring.
-                Setelah masuk, putar spekulum ke arah kiri, lalu buka bagian depan (bagian yang mirip cocor bebek).
-                Kemudian kunci kembali baut hingga benar-benar paten (terkunci).
-                Lakukan tindakan selanjutnya.
Gambar
2.      Kateter Netalon
-                      Catheter/Kateter adalah alat yang digunakan untuk membantu mengeluarkan urine.
-                      Fungsi :untuk kateterasi vesika urinaria yang penuh sehingga tidak mengganggu proses persalinan.


Cara Pemakaian:
a.                    Pada wanita
-                      Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
-                      Mendekatkan alat-alat
-                      Memasang sampiran
-                      Mencuci tangan
-                      Menanggalkan pakaian bagian bawah
-                      Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
-                       Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
-                      Meletakan 2 bengkok diantara tungkai klien
-                       Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
-                      Lakukan vuva higyene
-                      Mengambil kateter lalu ujungnya diberi vaselin 3-7 cm
-                      Membuka labia mayora menggunakan jari telunjukdan ibu jari tangan kiri sampai terlihat meatus uretra, sedangkan tangan kanan memasukan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra smapai urin keluar,sambil pasien dianjurkan menarik  napas panjang
-                      Menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan. Bila urine sudah keluar semua, anjurkan klien menarik nafas panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan ke dalam bengkok berisi larutan klorin.
-                      Melepaskan sarung tangan dan masukan ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
-                      Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas
-                      Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
-                      Membersihkan alat
-                      Mencuci tangan
-                       
b.                   Pada pria
-                       Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
-                      Mendekatkan alat-alat
-                      Memasang sampiran
-                       Mencuci tangan
-                      Menanggalkan pakaian bagian bawah
-                      Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
-                      Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
-                       Meletakan 2 bengkok diantara tungkai klien
-                      Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
-                      Memegang penis dengan tangan kiri
-                      Menarik preputium sedikit ke pangkalnya, kemudian memberihkan dengan kapas DTT
-                      Mengambil kateter dan ujungnya diberi vaselin 20 cm
-                      Memasukan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra 20 cm sambil penis diarahkan ke atas. Jika kateter tertahan jangan dipaksakan. Usahakan penis lebih dikeataskan sedikit dan pasien dianjurkan menarik nafas panjang, dan memasukan kateter perlahan-lahan sampai urin keluar, kemudian menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan
-                       Bila urin sudah keluar semua , anjurkan klien menarik nafas panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan ke dalam bengkok berisi larutan klorin
-                      Melepaskan sarung tangan dan masukan ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
-                       Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas
-                       Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
-                      Membersihkan alat
-                       Mencuci tangan
-                      Gambar

3.                  Stetoskop
-                      Stetoskop adalah alat yang digunakan untuk Mendeteksi/Mendengar detak jantung atau bunyi nafas.

-                      Cara Pemakaian:
-                       Siapkan klien dengan posisi senyaman mungkin
-                      Buka bagian baju yang menutupi dada klien
-                      Pasang stetoskop pada telinga pemeriksa
-                      Gunakan diafragma untuk dewasa dan bell untuk anak-anak
-                      Letakkan stetoskop diatas kulit pada area intercostal (otot antar tulang rusuk)
-                      Instruksikan pada pasien untuk bernafas perlahan dengan mulut sedikit tertutup
-                      Dengarkan inspirasi dan ekspirasi.Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
-                      Catat hasil auskultasi (Auskultasi, adalah sebuah istilah kedokteran di mana seorang dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien untuk mendapatkan informasi fungsinya)
-                      Gambar

4.                  Gunting Episiotomi
-                      Gunting Episiotomi adalah instrument yang digunakan untuk menggunting bagian perineum terutama jika perineum Ibu yang melahirkan kaku. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus.
-                      Cara Pemakaian:
Dimulai dengan anesthestic lokal (baik blok saraf atau injeksi epidural) untuk mematikan rasa di daerah dimana pemotongan akan dibuat. Dua jari ditempatkan antara gunting dan kepala bayi untuk perlindungan. Ini diikuti dengan pemotongan secara mediolateral (miring ke satu sisi vagina untuk menghindari otot sfingter anus) atau pemotongan garis pertengahan atau median (potongan lurus kurang dari satu inci arah anus). Sayatan episiotomi dilakukan pada otot, kulit dan kulit perineum vagina dijahit menggunakan jahitan yang dapat diserap (langsung jadi kulit).
-                      Gambar
5.                  Klem
-                          Berdasarkan gambar dibawah merupakan Klem Tampon Uterus. Fungsi dari klem  adalah alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar.
-                      Cara Pemakaian:
Tekan alat (klem) pada bagian pangkal (sama halnya memegang gunting) untuk membuka klem tersebut. Masukkan ujungnya pada objek, kemudian tekan kembali pangkalnya untuk menutup/supaya terkunci.Klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang pulpen dengan posisi di tengah tangan. Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu.
-                      Gambar



6.                  Gunting Tali Pusat
-                      Gunting Tali Pusar adalah alat yang digunakan untuk menggunting tali pusar bayi.
-                      Cara Pemakaian:
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril .Setelah selesai digunting segera ikat tali pusat bayi dengan benang pusat, ikatan harus kecang dengan simpul mati.Setelah memotong tali pusat, ganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik.

-                      Gambar

7.                  Bengkok
-                      Bengkok adalah alat yang berbentuk bengkok tetapi bahannya seperti waskom. Alat ini digunakan sebagai tempat alat-alat yang sudah terpakai saat menolong persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya.
-                      Gambar
8.                  Bak Instrument
-                      Bak Instrument adalah alat yang digunakan sebagai tempat alat-alat yang digunakan untuk menolong persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya.

-                      Gambar
9.                  Baby Scale
-                      Baby Scale adalah alat yang digunakan untuk menimbang/mendeteksi berat badan bayi baru lahir.
-                      Cara Pemakaian:
Baringkan bayi diatas alat ukur,kemudian lihat skala yang ditunjukkan oleh alat tersebut sehingga dapat diketahui berat tubuh bayi baru lahir.

-                      Gambar

10.              Sarung Tangan (Handscoon)
-                      Sarung Tangan (Handscoon) adalah sarung tangan yang digunakan untuk melindungi bidan  pada saat bekerja agar tidak terjadi penularan penyakit,infeksi,dan lain-lain.
-                      Cara Pemakaian:
Memasukkan tangan kemasing-masing sarunh tangan. Sarung tangan diperlukan oleh bidan untuk menghindari kontaminasi silang pada saat membantu persalinan untuk setiap ibu dan bayi baru lahir.
-                      Gambar
11.              Setengah Kocher
-                      Setengah Kocher adalah alat yang digunakan untuk memecahkan/melubangi selaput ketuban jika belum pecah.
-                      Adapun cara menggunakan alat ini,yaitu pertama melakukan  stripping dari selaput ketuban, kemudian memecah ketuban dengan memakai setengah kocher atau alat khusus pemecahan ketuban. Kemudian kepala janin disorong masuk pintu atas panggul.
-                      Gambar
12.              Masker 
-                      Fungsi : Untuk mencegah membran  mukosa petugas kesehatan kontak dengan percikan darah atau cairan pasien.
-                      Gambar
13.                Spuit
-                      Fungsi  :alat untuk injeksi atau menyuntik .
-                      Jarum hipodermik atau jarum suntik adalah jarum yang secara umum digunakan dengan alat suntik untuk menyuntikkan suatu zat ke dalam tubuh.
-                      Gambar

14.              Alat penghisap lendir DeLee
-                      Alat penghisap lendir DeLee adalah alat yang digunakan untuk menghisap lendir khusus untuk BBL.
-                      Prosedur menghisap lendir pada bayi baru lahir:
-                      Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru hisap lendir dihidung
-                       Hisap lendir sambil menarik keluar penghisap, bukan pada saat memasukan.
-                      Jangan memasukan ujung penghisap terlalu dalam (jangan lebih dari 5 cm kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam hidung), karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti nafas bayi.
-                      Gambar
15.              Korentang
-                      Fungsinya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kasa, handscoen (sarung tangan) , jas operasi, doek, dan laken steril.
-                      Cara Pemakaian;
Sama seperti cara penggunaan klem. Tekan alat (korentang) pada bagian pangkal (sama halnya memegang gunting) untuk membuka korentang tersebut. Masukkan ujungnya pada objek, kemudian tekan kembali pangkalnya untuk menutup/supaya terkunci. ni bertujuan agar alat yang digunakan tetap steril.
-                      Gambar

B.                 JENIS-JENIS ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PERSALINAN DENGAN ROBEKAN,SEBAGAI BERIKUT:

1.                  Nald vooder/Needle Holder/Nald Heacting
-                      Fungsi adalah untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.
-                      Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross di permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam needle.
-                      Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang telah dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.
-                      Gambar
 

2.                  Jarum Hecting
-                      Jarum Hecting adalah jarum yang digunakan untuk membantu proses manjahit luka pada tubuh.
-                      Kegunaanya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ yang rusak lainnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat ( rounde nald ).

-                      Gambar

3.                  Pinset Anatomi
-                      Pinset Anatomi adalah alat yang digunakan untuk membantu proses menjahit luka dan menjepit kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
-                      Cara Penggunaan:
Tekan pada bagian tengah (bagian yang bergerigi/bergaris-garis) dengan menggunakan tiga jari ; ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah (sama halnya seperti memegang sumpit).




-                      Gambar
4.                  Nalpuder Hecting
-                      Nalpuder Hecting adalah alat yang digunakan untuk membantu proses menjahit luka atau robekan persalinan dan juga untuk menjepit benang.
-                      Gambar
5.                  Benang Cat Gut
-                      Benang Cat Gut adalah benang yang digunakan untuk menjahit luka.
-                      Gambar
6.                  Pinset sirugis
-                      Fungsi : untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi & penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi. (Alat ini memiliki fungi yang sama dengan pinset anatomi).
-                      Kegunaannya adalah memegang jaringan saat menjahit luka perineum.



-                      Cara Penggunaan:
Tekan pada bagian tengah (bagian yang bergerigi/bergaris-garis) dengan menggunakan tiga jari ; ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah (sama halnya seperti memegang sumpit)
-                      Gambar


7.                  Gunting Benang
-                      Ada dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus.
-                      Kegunaannya adalah memotong benang operasi, merapikan luka.
-                      Cara Pemakaian:
Sama seperti penggunaan gunting pada umumnya. Namun pada penggunaan gunting perban, ujung gunting yang lebih panjang dan runcing/tajam diposisikan di bawah dan ujung yang tumpul diposisikan di atas.
-                      Gambar

8.                  Hallis
-                      Berfungsi untuk memegang jaringan/mendekatkan jaringan agar memudahkan untuk dijahit dan memegang sfingter ani yang robek.




9.                  Spoit 2-5 cc dan kapas lidi
-                         Kegunaan untuk melakukan anastesia lokal saat menjahit episiotomi dan untuk desinfektan tali pusat.

-                      Gambar
 











BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Jadi,kesimpulan yang dapat diambil dari tinjauan pustaka diatas bahwa
-                   Instrumen yang digunakan dalam pertolongan persalinan,yaitu: Spekulum Vagina (Cocor Bebek), , Kateter Netalon, Stetoskop, Funduscope, Gunting Episiotomi, Klem, Gunting Tali Pusat, Bengkok, Bak Instrument, Baby Scale, Sarung Tangan (Handscoon), Setengah Kocher, Masker, Pispot/Stikpam, Spuit, Alat penghidap lendir DeLee,dan korentang.Alat-alat diatas memiliki fungsi tertentu sehingga  memudahkan bidan dalam melakukan pertolongan persalinan pada pasien.
-                   Sedangkan jika terjadi robekan,sehingga memerlukan jahitan maka tambahan alat,sebagai berikut: Nald vooder/Needle Holder/Nald Heacting, Jarum Hecting, Pinset Anatomi, Nalpuder Hecting, Benang Cat Gut, Pinset sirugis, Gunting Benang, Spoit 2-5 cc dan kapas lidi.

B.     SARAN
·                     Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pengenalan instrumen dan kegunaannya dalam pertolongan persalinan pada pasien,serta dapat mengplikasikannya dalam dunia kesehatan.
·                     Diharapkan tenaga kesehatan menerapkan alat-alat kesehatan sesuai fungsinya agar pasien merasa nyaman dalam melakukan proses persalinan.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar