DAFTAR
ISI
LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA
PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis
alat yang digunakan dalam proses persalinan tanpa robekan…………….3
B. Jenis-jenis
alat yang digunakan dalam proses persalinan dengan robekan………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah
besar diberbagai negara salah satunya juga terjadi dinegara maju. WHO (World
Health Organization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya
meninggal saat hamil atau bersalin. (Sarwono, 2007).
Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup,
sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan
oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat
pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan
komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program
prioritas pemerintah.
Sedangkan angka kematian bayi (infant mortality rate), yakni angka kematian
bayi sampai umur 1 tahun, di negara-negara maju telah turun dengan cepat dan
sekarang mencapai angka di bawah 20 pada 1000 kelahiran (Sarwono, 2008).
Menyadari
kondisi tersebut, Departemen Kesehatan telah menyusun strategi jangka panjang
upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir yang dikenal
dengan sebutan “Making Pregnancy Saver” (MPS). Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
efektif dengan memberikan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan dan
nifas serta bayi baru lahir dengan komplikasi maupun tidak dengan komplikasi
hingga angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan. Dalam upaya tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan
pelayanan optimal sesuai dengan standar (Mediana, 2009).
Alat-alat
yang digunakan dalam pertolongan persalinan pada saat ini sudah sangat banyak
dan canggih,tetapi masih banyak angka kematian yang terjadi diseluruh
negara.Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk lebih memahami serta mengetahui
alat-alat yang digunakan dalam proses persalinan.
Bidan
merupakan seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus
dalam memberi bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan
menolongnya pada waktu melahirkan, ahli dalam memberi asuhan, penyuluhan,
konseling dan dukungan secara individu kepada wanita dan bayinya dalam siklus
kehamilan dan persalinan (Purwandari, 2008). Upaya Mahasiswa untuk menurunkan
angka kematian Ibu dan Bayi adalah dengan meningkatkan keterampilan dalam segi
teori dan praktek kebidanan (Prawirohardjo, 2006 ).
B.
TUJUAN
1.
Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami
alat-alat yanh digunakan dalam melakukan proses persalinan.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud gunting episiotomi,kateter,dan lain-lain.
b. Untuk
mengetahui kegunaan masing-masing instrumen persalinan.
C. MANFAAT
Dapat
mengetahui dan memahami kegunaan dari masing-masing instrumen dalam pertolongan
persalinan(INC).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
JENIS-JENIS
ALAT YANNNG DIGUNAKAN DALAM PROSES PERSALINAN TANPA ROBEKAN,YAITU:
1.
Spekulum Vagina (Cocor Bebek)
-
Spekulum Vagina adalah alat
bantu pembuka vulva (vagina), bentuknya mirip cocor bebek.
Fungsi :
-
Untuk membuka
vagina dan serviks uteri (leher rahim).
-
Untuk
memudahkan pengambilan lendir pada pemeriksaan kanker serviks.
-
Sebagai alat bantu untuk mengetahui perobekan
pada serviks uteri.
Cara Pemakaian:
-
Pegang spekulum
pada bagian gagangnya, lalu kunci baut spekulum dibuka.
-
Masukkan dalam
vagina dalam keadaan ujung spekulum tertutup dan posisi miring.
-
Setelah
masuk, putar spekulum ke arah kiri, lalu buka bagian depan (bagian yang
mirip cocor bebek).
-
Kemudian kunci
kembali baut hingga benar-benar paten (terkunci).
-
Lakukan
tindakan selanjutnya.
Gambar
2. Kateter Netalon
-
Catheter/Kateter adalah
alat yang digunakan untuk membantu mengeluarkan urine.
-
Fungsi
:untuk kateterasi vesika urinaria yang
penuh sehingga tidak mengganggu proses persalinan.
Cara Pemakaian:
a.
Pada wanita
-
Memberitahukan dan menjelaskan pada
klien
-
Mendekatkan alat-alat
-
Memasang sampiran
-
Mencuci tangan
-
Menanggalkan pakaian bagian bawah
-
Memasang selimut mandi, perlak dan
pengalas bokong
-
Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
-
Meletakan 2 bengkok diantara tungkai
klien
-
Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
-
Lakukan vuva higyene
-
Mengambil kateter lalu ujungnya
diberi vaselin 3-7 cm
-
Membuka labia mayora menggunakan
jari telunjukdan ibu jari tangan kiri sampai terlihat meatus uretra, sedangkan
tangan kanan memasukan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra smapai urin keluar,sambil
pasien dianjurkan menarik napas panjang
-
Menampung urin ke dalam bengkok atau
botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan. Bila urine sudah keluar semua,
anjurkan klien menarik nafas panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan
ke dalam bengkok berisi larutan klorin.
-
Melepaskan sarung tangan dan masukan
ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
-
Memasang pakaian bawah, mengambil
perlak dan pengalas
-
Menarik selimut dan mengambil
selimut mandi
-
Membersihkan alat
-
Mencuci tangan
-
b.
Pada pria
-
Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
-
Mendekatkan alat-alat
-
Memasang sampiran
-
Mencuci tangan
-
Menanggalkan pakaian bagian bawah
-
Memasang selimut mandi, perlak dan
pengalas bokong
-
Menyiapkan posisi klien dorsal
recumbent
-
Meletakan 2 bengkok diantara tungkai klien
-
Mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
-
Memegang penis dengan tangan kiri
-
Menarik preputium sedikit ke
pangkalnya, kemudian memberihkan dengan kapas DTT
-
Mengambil kateter dan ujungnya
diberi vaselin 20 cm
-
Memasukan kateter perlahan-lahan ke
dalam uretra 20 cm sambil penis diarahkan ke atas. Jika kateter tertahan jangan
dipaksakan. Usahakan penis lebih dikeataskan sedikit dan pasien dianjurkan
menarik nafas panjang, dan memasukan kateter perlahan-lahan sampai urin keluar,
kemudian menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan
untuk pemeriksaan
-
Bila urin sudah keluar semua , anjurkan klien
menarik nafas panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan ke dalam
bengkok berisi larutan klorin
-
Melepaskan sarung tangan dan masukan
ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
-
Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan
pengalas
-
Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
-
Membersihkan alat
-
Mencuci tangan
-
Gambar
3.
Stetoskop
-
Stetoskop adalah alat yang digunakan
untuk Mendeteksi/Mendengar detak jantung atau bunyi nafas.
-
Cara Pemakaian:
-
Siapkan klien dengan posisi senyaman mungkin
-
Buka bagian baju yang menutupi
dada klien
-
Pasang stetoskop pada telinga
pemeriksa
-
Gunakan diafragma untuk dewasa
dan bell untuk anak-anak
-
Letakkan stetoskop diatas kulit
pada area intercostal (otot antar tulang rusuk)
-
Instruksikan pada pasien untuk
bernafas perlahan dengan mulut sedikit tertutup
-
Dengarkan inspirasi dan ekspirasi.Fase
inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.Fase
ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbon dioksida keluar.
-
Catat hasil auskultasi (Auskultasi,
adalah sebuah istilah kedokteran di mana seorang dokter mendengarkan suara di
dalam tubuh pasien untuk mendapatkan informasi fungsinya)
-
Gambar
4.
Gunting Episiotomi
-
Gunting Episiotomi adalah
instrument yang digunakan untuk menggunting bagian perineum terutama jika
perineum Ibu yang melahirkan kaku. Perineum adalah daerah antara kedua belah
paha yang dibatasi oleh vulva dan anus.
-
Cara Pemakaian:
Dimulai
dengan anesthestic lokal (baik blok saraf atau injeksi epidural) untuk
mematikan rasa di daerah dimana pemotongan akan dibuat. Dua jari ditempatkan
antara gunting dan kepala bayi untuk perlindungan. Ini diikuti dengan
pemotongan secara mediolateral (miring ke satu sisi vagina untuk menghindari
otot sfingter anus) atau pemotongan garis pertengahan atau median (potongan
lurus kurang dari satu inci arah anus). Sayatan episiotomi dilakukan pada otot,
kulit dan kulit perineum vagina dijahit menggunakan jahitan yang dapat diserap
(langsung jadi kulit).
-
Gambar
5.
Klem
-
Berdasarkan gambar dibawah merupakan Klem
Tampon Uterus. Fungsi dari klem adalah
alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar.
-
Cara Pemakaian:
Tekan alat (klem) pada bagian pangkal (sama halnya
memegang gunting) untuk membuka klem tersebut. Masukkan ujungnya pada objek,
kemudian tekan kembali pangkalnya untuk menutup/supaya terkunci.Klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang pulpen dengan
posisi di tengah tangan. Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali
pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi.
Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali
pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan
tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan
pertama pada sisi atau mengarah ke ibu.
-
Gambar
6.
Gunting Tali Pusat
-
Gunting Tali Pusar adalah alat
yang digunakan untuk menggunting tali pusar bayi.
-
Cara Pemakaian:
Pegang
tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau
steril .Setelah selesai digunting segera ikat tali pusat bayi dengan benang
pusat, ikatan harus kecang dengan simpul mati.Setelah memotong tali pusat,
ganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering.
Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik.
-
Gambar
7.
Bengkok
-
Bengkok adalah alat yang
berbentuk bengkok tetapi bahannya seperti waskom. Alat ini digunakan sebagai
tempat alat-alat yang sudah terpakai saat menolong persalinan/merawat luka atau
aktifitas kebidanan lainnya.
-
Gambar
8.
Bak Instrument
-
Bak Instrument adalah alat yang
digunakan sebagai tempat alat-alat yang digunakan untuk menolong
persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya.
-
Gambar
9.
Baby Scale
-
Baby Scale adalah alat yang
digunakan untuk menimbang/mendeteksi berat badan bayi baru lahir.
-
Cara Pemakaian:
Baringkan
bayi diatas alat ukur,kemudian lihat skala yang ditunjukkan oleh alat tersebut
sehingga dapat diketahui berat tubuh bayi baru lahir.
-
Gambar
10.
Sarung Tangan (Handscoon)
-
Sarung Tangan (Handscoon)
adalah sarung tangan yang digunakan untuk melindungi bidan pada saat bekerja agar tidak terjadi
penularan penyakit,infeksi,dan lain-lain.
-
Cara Pemakaian:
Memasukkan
tangan kemasing-masing sarunh tangan. Sarung tangan diperlukan oleh bidan untuk
menghindari kontaminasi silang pada saat membantu persalinan untuk setiap ibu
dan bayi baru lahir.
-
Gambar
11.
Setengah Kocher
-
Setengah Kocher adalah alat
yang digunakan untuk memecahkan/melubangi selaput ketuban jika belum pecah.
-
Adapun cara menggunakan alat
ini,yaitu pertama melakukan stripping
dari selaput ketuban, kemudian memecah ketuban dengan memakai setengah kocher
atau alat khusus pemecahan ketuban. Kemudian kepala janin disorong masuk pintu
atas panggul.
-
Gambar
12.
Masker
-
Fungsi : Untuk mencegah
membran mukosa petugas kesehatan kontak
dengan percikan darah atau cairan pasien.
-
Gambar
13.
Spuit
-
Fungsi :alat
untuk injeksi atau menyuntik .
-
Jarum hipodermik atau jarum
suntik adalah jarum yang secara umum digunakan dengan alat
suntik untuk
menyuntikkan suatu zat ke dalam tubuh.
-
Gambar
14.
Alat penghisap lendir DeLee
-
Alat penghisap lendir DeLee
adalah alat yang digunakan untuk menghisap lendir khusus untuk BBL.
-
Prosedur menghisap lendir pada
bayi baru lahir:
-
Pertama, isap lendir didalam
mulut, kemudian baru hisap lendir dihidung
-
Hisap lendir sambil menarik keluar penghisap,
bukan pada saat memasukan.
-
Jangan memasukan ujung
penghisap terlalu dalam (jangan lebih dari 5 cm kedalam mulut atau lebih dari 3
cm kedalam hidung), karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti
nafas bayi.
-
Gambar
15.
Korentang
-
Fungsinya adalah untuk mengambil instrumen
steril, mengambil kasa, handscoen (sarung tangan) , jas operasi, doek, dan
laken steril.
-
Cara Pemakaian;
Sama seperti
cara penggunaan klem. Tekan alat (korentang) pada bagian pangkal (sama halnya memegang gunting)
untuk membuka korentang tersebut. Masukkan ujungnya pada objek, kemudian tekan
kembali pangkalnya untuk menutup/supaya terkunci. ni
bertujuan agar alat yang digunakan tetap steril.
-
Gambar
B.
JENIS-JENIS ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PERSALINAN DENGAN
ROBEKAN,SEBAGAI BERIKUT:
1.
Nald vooder/Needle
Holder/Nald Heacting
-
Fungsi adalah untuk
memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.
-
Needle holder
bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Struktur
jepitan needle holder berbentuk criss-cross di permukaannya dan memiliki ukuran
handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam
menggenggam needle.
-
Cara penggunaan:
cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang telah dipaparkan pada
penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung
berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan
memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan
needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle
menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen
karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan
tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga
akan menyebabkan needle menekuk.
-
Gambar
2.
Jarum Hecting
-
Jarum Hecting adalah jarum yang
digunakan untuk membantu proses manjahit luka pada tubuh.
-
Kegunaanya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ yang rusak lainnya. Untuk
menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris
kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang
bulat ( rounde nald ).
-
Gambar
3.
Pinset Anatomi
-
Pinset Anatomi adalah alat yang
digunakan untuk membantu proses menjahit luka dan menjepit kassa sewaktu
menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
-
Cara Penggunaan:
Tekan pada bagian tengah (bagian yang bergerigi/bergaris-garis) dengan
menggunakan tiga jari ; ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah (sama halnya
seperti memegang sumpit).
-
Gambar
4.
Nalpuder Hecting
-
Nalpuder Hecting adalah alat
yang digunakan untuk membantu proses menjahit luka atau robekan persalinan dan
juga untuk menjepit benang.
-
Gambar
5.
Benang Cat Gut
-
Benang Cat Gut adalah benang
yang digunakan untuk menjahit luka.
-
Gambar
6.
Pinset
sirugis
-
Fungsi : untuk menjepit jaringan
pada waktu diseksi & penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum
memulai insisi. (Alat ini memiliki fungi yang sama dengan pinset anatomi).
-
Kegunaannya adalah memegang
jaringan saat menjahit luka perineum.
-
Cara
Penggunaan:
Tekan pada bagian tengah (bagian yang bergerigi/bergaris-garis) dengan menggunakan
tiga jari ; ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah (sama halnya seperti
memegang sumpit)
-
Gambar
7.
Gunting
Benang
-
Ada dua macam
gunting benang yaitu bengkok dan lurus.
-
Kegunaannya adalah
memotong benang operasi, merapikan luka.
-
Cara Pemakaian:
Sama seperti penggunaan gunting pada umumnya. Namun
pada penggunaan gunting perban, ujung gunting yang lebih panjang dan
runcing/tajam diposisikan di bawah dan ujung yang tumpul diposisikan di atas.
-
Gambar
8.
Hallis
-
Berfungsi untuk memegang jaringan/mendekatkan
jaringan agar memudahkan untuk dijahit dan memegang sfingter ani yang robek.
9.
Spoit 2-5 cc
dan kapas lidi
-
Kegunaan untuk melakukan anastesia
lokal saat menjahit episiotomi dan untuk desinfektan tali pusat.
-
Gambar
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi,kesimpulan yang
dapat diambil dari tinjauan pustaka diatas bahwa
-
Instrumen yang
digunakan dalam pertolongan persalinan,yaitu: Spekulum Vagina (Cocor Bebek), , Kateter Netalon,
Stetoskop, Funduscope, Gunting Episiotomi, Klem, Gunting Tali Pusat, Bengkok,
Bak Instrument, Baby Scale, Sarung Tangan (Handscoon), Setengah Kocher, Masker,
Pispot/Stikpam, Spuit,
Alat penghidap lendir DeLee,dan korentang.Alat-alat diatas
memiliki fungsi tertentu sehingga
memudahkan bidan dalam melakukan pertolongan persalinan pada pasien.
-
Sedangkan jika terjadi
robekan,sehingga memerlukan jahitan maka tambahan alat,sebagai berikut: Nald vooder/Needle Holder/Nald Heacting,
Jarum Hecting, Pinset Anatomi, Nalpuder Hecting, Benang Cat Gut, Pinset
sirugis, Gunting
Benang, Spoit 2-5 cc
dan kapas lidi.
B.
SARAN
·
Dengan selesainya
makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang pengenalan instrumen dan kegunaannya dalam pertolongan
persalinan pada pasien,serta dapat mengplikasikannya dalam dunia kesehatan.
·
Diharapkan tenaga
kesehatan menerapkan alat-alat kesehatan sesuai fungsinya agar pasien merasa
nyaman dalam melakukan proses persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar